BBM : D55 CB 98A
WA : 0853 2023 77xx
info@frosid.com

Jangan Putus Asa Akan Ujian dan Cobaan Yang Menimpa



Alkisah seorang ahli ibadah diuji oleh Allah dengan sakit keras. Karena sakitnya itu, muncul perasaan putus asa dalam hatinya. Sampai akhirnya ia meninggal dunia. Di akhirat, ketika berhadapan dengan Allah SWT.
Ia bertanya “Wahai Tuhanku, apa gerangan yang akan kau anugerahkan padaku atas ibadah yang telah aku lakukan?”.
Allah menjawab, “Bagimu neraka jahannam”.
Sang hamba kaget bukan kepalang.
Bagaimana mungkin ia yang telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk beribadah ternyata neraka yang ia dapatkan?”
Ia pun bertanya lagi, “Bagaimana mungkin wahai Tuhanku, dimanakah nilai ibadahku dan upayaku dalam mendekati diri-Mu?”
Allah SWT menjawab, “Engkau memang ahli ibadah, namun sebelum kau meninggal, aku uji kau dengan penyakit dan kau berputus asa karenanya dan menyebabkan kaummu berputus asa dari rahmat Ku, maka kini Aku putuskan rahmat-Ku darimu”


Putus AsaAllah SWT memberlakukan berbagai ujian dan cobaan terus berjalan di jalurnya dan harus dihadapi oleh para hamba-Nya. Ujian berupa kesulitan pasti akan menimpa semua jiwa manusia. Bagi seorang mukmin yang percaya kepada Allah SWT, hikmat dan rahmat-Nya, kesulitan itu justru akan semakin mendorongnya untuk berlindung, merendahkan diri dan takut kepada-Nya. Sedang bagi mereka yang fasik dan munafik, kesulitan itu akan membuatnya terguncang, semakin jauh dari-Nya dan mengeluarkannya dari barisan kaum muslimin. Ujian berupa kesenangan juga akan dialami oleh semua jiwa. Bagi orang mukmin yang bertakwa, kesenangan itu akan menambah kesadaran, kepekaan dan rasa syukur. Sedang bagi orang fasik dan munafik, kenikmatan itu akan membuatnya sombong, menghancurkan dirinya dan menyesatkan.

Maka, jangan berputus asa…!
Allah Sang Kaya, Sang Pemurah, Sang Pengasih, Sang Pemberi. Tiada yang ia alpakan dari rahmat-Nya segala yang hidup. Tak satupun yang ia lupakan dari kasih-Nya segala makhluk. Ia tebarkan seluruh rahmat-Nya kesegala arah, bahkan pada burung di angkasa, cacing di dalam tanah dan ikan di dasar lautan.

Karena Ia telah tebarkan rahmat atas diri-Nya, karena memang ia telah kumandangkan bahwa rahmat-Nya mendahului kemarahan-Nya. Karena ia adalah Rab, Sang Pengasuh yang selalu terjaga, yang tiada pernah lengah dari apa yang ia jaga. Yang penjagaan-Nya tiada pernah terputus, tiada mengenal lelah dan tiada akan pernah sirna. Karena ia adalah Rab, yang memperbaiki dan memelihara, yang mencipta dan tidak akan membiarkan begitu saja ciptaan-Nya tetapi ia bertindak terhadapnya dengan memperbaiki, memelihara dan membinanya.

Maka tiada alasan untuk berputus asa. Tak ada mungkin untuk hilang asa. Ketika derita menderita. Yakinlah bila ada penderitaan, mesti ada kemukjizatan. Yakinlah akan keluasan pertolongan dan rahmat-Nya semakin akan penderitaan yang sedang dialami. Yakinlah ketiadaan batas kasih sayan-Nya, karena telah ia tetapkan rahmat-Nya sebanyak seratus bagian, lalu sembilan puluh sembilan bagian Ia simpan disisi-Nya dan satu bagian lainnya Ia turunkan ke bumi. Dan dari satu bagian itu saja para makhluk mampu berkasih sayang, hingga seekor binatangpun merenggangkan kaki demi anaknya hanya karena khawatir terinjak olehnya.

Maka, jangan berputus asa!
Karena putus asa adalah ketiada percayaan atas kekuasan-Nya, ketidakyakinan atas kekuasaan-Nya, keagunyan-Nya, kesempurnaan-Nya dan ketiada terhinggan-Nya. Karena putus asa adalah pengukuran kemampuan Tuhan yang tiada batas dengan kemampuan manusia yang sangat terbatas. Penyamaan kekuasaan-Nya dengan makhluk, keraguan atas kekuasaan-Nya berfikir negatif tengtang-Nya, yang kesemuanya membawa kepada kegelapan hati. Memberi jalan setan untuk datang menyesatkan.
Mengetuklah di pintu rahmat-Nya, bersimpuhlah di depan-Nya. Panggilah Ia dengan kesungguhan hatimu, memintalah dengan kepasrahan dengan kepasrahan jiwamu. Berdo’alah dengan keikhlasan perasaanmu, merintihlah dengan segenap nafas yang mengaliri tubuhmu. Lalu bagkitlah menghadapi kesulitan itu dengan nama-Nya, sebagaimana Nabimu memanggil-Nya dalam do’a thaif:

”Ya...Allah! kepadamu jua kuadukan kelemahanku, kurangnya kemampuanku, serta hinanya diriku di hadapan manusia”.

”Duhai Tuhan Sang Maha Pengasih, Sang Maha Penyayang... Engkaulah yang melindungi si lemah dan Engkaulah pelindungku. Kepada siapa kau hendak serahkan daku? Kepada orang jauh yang berwajah muramkah atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asal engkau tiada murka kepadaku, aku tak peduli. Sebab sungguh luas kenikmatan yang kau limpahkan kepadaku”.

”Aku berlindung kepada nur wajah-Mu, yang menyinari kegelapan dan membawa kebaikan bagi dunia dan akhirat dari kemurkaan-Mu yang akan kau timpakan kepadaku. Engkau yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya upaya selain kepada Engkau juga”.

Baca Juga Artikel Terkait







Tinggalkan Komentar



0 Respones to "Jangan Putus Asa Akan Ujian dan Cobaan Yang Menimpa"

Post a Comment

Previous Article Next Article
Home