Rahasia Sukses Bagian 5 – Purdi E Chandra
Jika anda sudah menjalankan apa yang saya ajarkan dari awal maka untuk memulai usaha kayaknya sudah terbentang luas. Kenapa? Ya coba bayangkan setelah anda memiliki kartu kredit Anda kan atau anda sudah menerapkan bagaimana mendapatkan uang fresh dari belu rumah/ruko seperti yang sudah saya ajarkan di atas.
Nah sekarang sudah bisa memulai usaha apapun ide usaha yang mau anda jalankan. Tapi saran saya kalau anda masih pemula maka anda bisa mencoba memulai usaha dengan membeli franchise yang murah ya kisaran 5 jt sampai 10 juta, anda bisa mencari informasinya melalui Koran atau bahkan anda bisa mendapatkannya di internet.
Tips memilih bisnis franchise adalah cari franchise yang usianya sudah 5 tahun, Kenapa demikian? Karena ketangguhan suatu bisnis bisa dilihat setelah melewati umur 5 tahun. Atau bisa juga anda melakukan usaha sendiri misalnya anda bisa mencontoh bisnis yang saya berikan sebagai bonus atas pembelian ebook ini.
Nah bagaimana kita bisa membuka cabang bisnis kita tiap tahun?
Nah di bab sebelumnya saya sudah ajarkan bagaimana kita bisa mendapatkan/menggali modal dari rumah/ruko yang kita beli tiap tahun. Masih ingat kan?
Kalau lupa baca lagi dong dari awal. Hehhe...
Berikut ada cerita menarik yang bisa memberikan Anda motivasi untu segera berbisnis. Cerita tentang si A dan si B Si A ingin sekali memiliki usaha fotocopy, ia lalu datang ke kawannya yang pinter yang terkenal pinter ngitung-ngitung bisnis, kawannya adalah seorang akuntan publik yang terkenal. Ia menceritakan akan menyewa tempat, kredit mesin fotokopy dan memulai bisnis jasa fotocopynya, dan mungkin sehari minimal bisa satu rim kertas hasil fotokopynya. Ia minta tolong di itungkan untung ruginya bisnis ini kepada kawannya yang pintar akuntansi tersebut.
Setelah diitung-itung dengan ilmu akuntansinya, temannya bilang kepada si A:
- Usahamu tidak layak kamu jalankan.
- Karena BEP /pulang modalnya lama dan gak jelas dan penyusutan mesin fotocopy cepet sekali, jadi jangan dijalankan bisnis ini., demikian nasehat ahli akuntan itu.
Setelah 6 bulan berlangsung, kawan akuntannya mampir tak sengaja ke sebuah tempat fotocopy dan akan memfotocopy dokumennya, dan betapa kagetnya ia ketika tahu yang memiliki bisnis fotocopy adalah kawannya dulu yang berkonsultasi kepadanya. Lebih kaget lagi sekarang mesin fotocopynya sudah bertambah. Lalu sang akuntan bertanya: Ini benar bisnis yang dulu kita hitung dan bahas bersama-sama? Betul pak.. kata si A Lalu mereka ngobrol panjang lebar tentang bisnisnya.
Sepanjang jalan pulang si akuntan merenung. Kok bisa?
Secara itung-itungan bisnis ini tidak layak dijalankan dan harusnya rugi, kok malah jalan dan berkembang? Apa ada yang salah dengan ilmu akuntasi saya?
Sekarang coba kita simak cerita si B, ia kawan akuntan terkenal ini juga. Suatu hari si B datang dan berkonsultasi, ia ingin memiliki bisnis angkutan kota/angkot. Ia bilang akan kredit mobil untuk angkot, dan ia juga menceritakan tentang kira-kira pendapatan dan pengeluarannya. Akhirnya dengan teliti dan tepat sang akuntan membuat perhitungan. Setelah selesai dihitung secara tepat dan teliti sang akuntan berbicara kepada kawannya ini/si B. Kawan, menurut ilmu akuntansi, usahamu ini tidak layak dijalankan.
Sang akuntan menjelaskan panjang lebar tentang ketidaklayakan ini kepada si B. Tapi dasar si B entah bodoh atau ndableg ia tetap saja memulai usaha itu.
Singkat cerita setelah setahun tidak bertemu, sang akuntan bertemu dengan si B ini.
Sang akuntan bertanya: Bisnis apa sekarang? Bisnis angkot pak, kata si B. Ya pak, setelah dulu saya konsultasi dengan bapak tentang bisnis angkot yang bapak sarankan tidak dijalankan, tapi karena saya pingin, maka saya jalankan saja, dan alhamdulilah sekarang angkotnya sudah dua.
Hah?...............
Singkat cerita sang akuntan pamit. Sepanjang jalan ia merenung kembali. Apa yang salah dengan itung-itunganku? Apa ada yang salah dengan ilmu akuntansi? Setelah ia banyak merenungkan kisah si A dan si B akhirnya ia mendapat pencerahan!
Ahaaaaaa!
Ternyata ada yang tidak bisa terbaca oleh ilmu akuntansi! Kalau melihat peluang usaha si A dan si B, jelas-jelas tidak akan untung atau malah akan rugi, tapi kenyataanya mereka berkembang dan maju!
Ya! Ada yang tidak dibaca oleh perhitungan akuntansi! Yaitu: peluang! Sekali lagi : peluang!
Saya akan menjelaskan lebih jelas tentang peluang ini dengan masuk lebih dalam kepada cerita si A dan si B. Ketika bisnis si A mulai jalan, ternyata tempatnya menjadi semakin rame, jalur angkot banyak yang lewat depan kiosnya, dan banyak perumahan baru di buka di sekitar daerah tersebut. Kemudian ada orang-orang yang menitipkan dagangan di tempatnya untuk dijualkan di tempatnya. Karena banyak orang lewat ia juga sambilan jualan snack dan minuman dan es Karena makin banyak yang datang ia juga mulai melayani jilid, laminating dan lain-lain.
Dan singkat ceritanya: ternyata banyak peluang-peluang yang datang menyusul setelah ia memulai usahanya, yang sama sekali tadinya tidak terpikirkan, demikian juga tidak bisa dilihat dari ilmu akuntansi. Dan semua itu memberikan pendapatan ekstra bagi si A, yang pada akhirnya juga bisa menambah jumlah mesin fotocopynya dan karyawannya!
Sekarang kita lihat peluang yang di dapat si B. Setelah memulai bisnis angkotnya Ternyata ada tetangga yang carter mobilnya kalau pas gak jalan. Ternyata ada yang minta tolong untuk membawa barang-barang yang pindah. Ternyata ada yang minta tolong untuk bawa beras. Ternyata ada pedagang sayur yang minta tolong mengantar sayurannya ke pasar, dan lain-lain. Semua ini tidak terpikirkan di awal ia mau memulai usahanya...
Dan tentunya hal tersebut diatas menambah income si B, yang bisa menambah angkotnya dalam satu tahun. Dan bukan ia lagi yang nyupir, karena ia punya supir, sehingga ia bisa melihat peluang bisnis lainnya.
Ahaaaaaaaaa!
Kesimpulan sementara dari cerita si A dan si B adalah:
Usaha yang diitung-itung kelihatan rugi, kalau nekat memulainya atau menjalankannya pun bisa untung dan berkembang! Apalagi yang di itung-itung sudah untung! Jadi buka saja usahamu! Ada hal yang tidak dapat dibaca ilmu akuntansi dan para ahlinya ...yaitu antiakuntansi..adanya peluang yang pasti menyusul setelah kita memulai usaha.....
Jadi kalau anda ingin memulai bisnis apapun. Langkah pertamanya adalah memulai.... Mulai sekarang.
Mulai dulu baru diitung! Bukan diitung dulu, kebanyakan ngitung gak akan mulai-mulai!
Anda akan takut dan pusing dengan itung-itungan yang anda mulai!
Usaha itu untuk dibuka bukan untuk diitung!
Buka dulu....baru itung-itungan dijalankan Kita akan melihat cerita lain dulu ya, sebelum kita bahas lebih dalam trik memulai usaha.
Salah satu mentor bisnis saya menceritakan memiliki teman sebut saja mister ide yang memiliki ide bisnis luar biasa, banyak sekali ide-ide bisnisnya. Setiap kali ia ketemu mentor saya itu ia selalu menceritakan ide-ide bisnisnya yang hebat. Lalu mentor saya bertanya: Ide bisnis yang kemarin sudah dijalankan? Belum pak, itu dilemari saya sudah banyak sekali proposal-proposal bisnis. Selemari? Luar biasa..
Mister ide ini, banyak ide tapi tidak satupun yang dimulai atau di jalankan Sayang sekali!
Jadi jangan seperti mister ide, oke...
Nanti diduluin orang baru tahu rasa..
Sekarang kita lihat si akuntan publik terkenal tadi, temannya si A dan si B Apa kabar nya dia?
Ternyata kisah si A dan si B membuat dia banyak berpikir dan banyak menulis Ia menulis buku tentang antiakuntansi. Nanti pasti buku ini laris! Tunggu ya terbitnya. Ada yang lebih seru untuk diceritakan di sini, tentang sang ankuntan publik itu Akhirnya ia ingin punya usaha sendiri, apalagi sekarang ia kalah secara ekonomi dengan teman-temanya yang notabene lebih bodoh dan lebih rendah pendidikan dan jabatannya dari dia.
Singkat cerita ia ingin memiliki toko mainan anak-anak. Mungkin biar kalau anaknya pengin mainan, tinggal pakai, nanti kalau sudah bosen ya bisa dijual juga...heheheehehehehe
Tapi, ia tidak punya modal untuk memulai usahanya. Lho akuntan publik kok gak punya uang? Hehheheehehehe.
Jangan heran, belum tentu tuh yang direktur ini dan itu punya uang lho, yang golongan ini dan itu punya uang.
Ya, ternyata sang akuntan juga gak punya uang. Akhirnya ia pinjam sana-sini, kawan, mertua, kartu kredit dan lain-lain untuk memulai usahanya. Akhirnya ia mendapatkan modal usahanya! Ia membuka toko mainan!
Gila! Gila! Tahu kenapa? Dalam waktu kurang dari 3 tahun tokonya ada sekitar 39 tempat di jabotabek dan sekarang sedang pengembangan di seluruh Indonesia. Pokoknya kalau ada toko mainan yang di mana-mana yang sangat terkenal itu ya punyanya sang akuntan ini. Lebih hebat lagi, ia tidak perlu menjagain tokonya, karena ia punya system dan orang-orang yang bekerja padanya. Kerjanya sekarang sang akuntan hanya jalan-jalan keseluruh negeri ini sambil mementori orang-orang yang mau jadi pengusaha.
Oke...Jadi usaha itu harus di buka, segera dibuka, buka sekarang, dan anda akan jadi pengusaha!
Setelah usaha dibuka apa yang perlu dilakukan?
Bagaimana rahasia sang akuntan dalam waktu yang singkat bisa memiliki banyak toko dan tak perlu mengurus sendiri?
Jawaban yang pertama adalah sang akuntan memiliki system. Buatlah sistem untuk usaha anda. Sistem yang sederhana saja dulu. Buat itung-itunganya dulu. Buat kartu stock! Isi tiap hari, atau seminggu sekali, dan lain-lain. Dan kalau sudah mungkin segera cari karyawan, delegasikan tugas-tugas yang tidak rahasia kepada karyawan anda, sehingga anda bisa fokus ke hal lainnya, misalnya buka cabang, berkreatifitas, dan membuat/mencari nilai tambah dari usaha anda dan lain-lain. Catat setiap transaksi harian, buat nota, catat juga setiap pengeluaran. Anda tinggal cek, buat sistem yang tidak bisa karyawan korupsi, di samping yang utama memiliki hubungan yang baik dengan karyawan. Sehingga anda tidak harus selalu menunggui usaha anda!
Oh ya, berilah nama usaha anda! Segera legalkan usaha anda. Putuskan mau di buat usaha perorangan, CV atau PT dan lain-lain. Supaya ke depan bisa mudah bila mau berhubungan dengan bank!
Kalau sudah oke, segera franchiskan. Franchise adalah cara cerdas untuk mengembangkan usaha. Orang akan membayar nama usaha anda dan sistem usaha anda. Lihatlah, indomaret, alfamart, primagama, dan lain-lainya. Mereka besar karena kejeniusan franchise!
Oke tentang franchise lain kali saja kita bahasnya, sekarang kembali kepada trik memulai usaha.
Ini salah satu trik penting memulai usaha: Itung untungnya saja! Kebanyakan orang melihat hal buruknya saja, atau ngitung ruginya! Jelas karena yang dilihat hal negatif, maka akan pesimis, dan akhirnya gak berani buka usaha! Jadilah optimis dan positif.
Salah satu mentor saya yang konyol tapi multimiliarder lho. mengatakan: optimis itu: oke, tidak miskin...tapi, kalau pesimis: pasti miskin! Hehehehehe.
Optimislah dalam memulai usaha! Jangan dengarkan cerita-cerita negatif tentang usaha dari teman-teman atau yang lain-lain. Itung untungnya saja! Ingin untung berapa? Sehari? Sebulan? Setahun? Terus sikapi masalah BEP dari sisi lain! Ingin BEP sebulan, setahun atau berapa tahun itu tergantung anda! Kalau pada umumnya BEPnya setahun bagaimana saya bisa membuatnya menjadi 6 bulan, 4 bulan atau sebulan?
Hal apa yang perlu saya lakukan untuk mempercepat BEP? Tingkatkan promosikah? Tambah jam kerjakah? Atau yang lain-lain? Apa tidak boleh menghitung ruginya? Boleh, sangat sangat boleh! Tapi yang ini yang perlu anda hitung: Berapa ruginya kalau anda tidak segera memulai usaha anda, berapa ruginya kalau duluan diserobot orang lain? Betapa ruginya kalau ternyata usaha anda meledak/booming dan anda tidak terlibat? Mau contoh lagi, ok perhatikan contoh di bawah ini :
Inilah kisah pak A dalam memulai bisnis tanpa modalnya: Setelah berpikir dan merenung dan banyak bertanya kepada diri sendiri, kemudian ia mendapat pencerahaan. Ia datang ke Tanah Abang, dan menemui beberapa orang pedagang pakaian disana, dan ia minta ijin untuk menjualkan baju-baju mereka. Setelah keliling kesana-kemari akhirnya ada beberapa pedagang yang mengijinkan ia menjualkan pakaiannya. Kepada pedagang yang setuju kepada dia untuk menjualkan pakaiannya, ia minta foto-foto baju yang akan di jualnya. Kemudian dengan uang pinjaman sekitar Rp 35.000 ia memasang iklan di harian terkenal di Kalimantan, oh iya pak A ini tinggalnya di Jakarta. Bunyi iklannya kira-kira begini: Di cari agen baju muslim untuk daerah Kalimantan dan sekitarnya, kualitas bagus, harga murah, hub no 08xxxxxxx. Ternyata ada respon dari iklan tersebut. Ada beberapa orang yang berminat untuk menjadi agen di Kalimantan. Maka pak A putar otak, akhirnya ia membuat penawaran, agar bisa menjadi agen minimal pesanan sekian juta. Ternyata ada yang setuju. Kemudian orang yang setuju jadi agen ini, meminta contoh barang untuk dikirim. Yang di lakukan pak A adalah mengirim foto-foto tadi dan menyuruh agen yang di Kalimantan untuk memilih sekaligus jumlah barang yang diminta.
Ajaibnya si agen memesan banyak jenis baju yang ada di foto dan jumlahnya cukup banyak. Akhirnya si agen mentransfer sejumlah uang kepada pak A. Dan setelah pak A mendapat uang transferan ia datang ke Tanah Abang dan membeli barang yang diminta sang agen, lalu mengirimkan ke Kalimantan. Demikian usaha ini dimulai. Lama-kelamaan pesanan semakin banyak dari daerah. Bahkan sekarang bukan hanya Kalimantan, tapi Sulawesi dan Indonesia timur lainnya pun digarapnya! Sampai-sampai kalau pak A belanja ke Tanah Abang ia harus membawa beberapa kuli, karena banyaknya pesanan.
Setelah beberapa tahun dari usaha ini pak A memiliki uang yang cukup banyak, hasil dari keuntungan bisnisnya, bahkan sangat banyak. Suatu hari ia jalan-jalan ke daerah, ia ngobrol dengan seorang ibu. Ibu itu bercerita bahwa ia memiliki anak yang cerdas lulusan ITB dan pintar membuat barang-barang elektronik yang unik. Pak A timbul ide untuk menemui anak ibu ini. Setelah bertemu dengan anak ibu tersebut pak A mengajak kerja sama kepadanya untuk membuat barang-barang elektronik yang unik, ia sanggup menjadi pemodal dan pemasarnya sekaligus. Anak tersebut mengajak kawan-kawannya yang pintar elektronik bergabung dengan dia.
Singkat cerita akhirnya pak A mendirikan PT untuk memproduksi barang-barang elektronik yang unik dan di butuhkan masyarakat, seperti penghemat listrik, penghemat telepon, remote pengendali mobil jarak jauh dan banyak lainnya. Pak A memiliki karyawan-karyawan terbaik dari negeri ini yang pintar-pintar elektronik. Padahal pak A sendiri hanya lulusan D3 pariwisata. Omzet perusahaannya sangat besar, dan setiap 6 bulan sekali perusahaan ini mengeluarkan produk baru yang sangat dibutuhkan masyarakat. Ia kini telah menjadi miliarder! Ia menjadi miliarder tanpa modal sepeserpun! Sekarang mari kita simak cerita pak B. Pak B memulai bisnis rekamaman DVDnya sebagai berikut: Suatu hari akan diadakan seminar bisnis oleh pembicara yang cukup terkenal di negeri ini. Ia mempunya ide untuk merekam acara tersebut dan di buat VCD. Ia datang kepada tukang video syuting yang biasa syuting pernikahan dan acara hajatan. Kebetulan orang tersebut adalah kawannya. Ia bilang ke kawannya itu, .Tolong kamu syuting acara ini, kamu buatin aku VCDnya 100 dulu, sebulan kemudian saya lunasi semuannya, karena jujur saya saat ini tidak punya uang. Dan temannya kebetulan setuju. Akhirnya acara seminar itu terdokumentasikan. Dan si B dibuatkan DVD seminar itu sekitar 100 biji. Kenapa tidak jadi dibuat VCD? Karena datanya tidak cukup kalau dibuat VCD akhirnya dibuat DVD. Lalu si B iklan kan di internet Ngiklannya gratis lagi, karena di internet banyak tempat iklan bagus dan gratis! Ajaib! Pesanan banyak sekali! Dalam bulan pertama ia berhasil menjual sekitar 250 keping! Anda bayangkan berapa keuntungannya! Harga satu DVD seminar itu ia jual Rp.125.000.
Jadi akhirnya ia bisa membayar lunas kawannya, mendapat untung yang banyak dan akhirnya ia mendirikan PT nya dari sini. Dan penjualan-penjualan berikutnya lebih fantastis lagi, karena memang poduknya unik dan sangat diburu banyak orang di Indonesia ini. Dan si B sudah tidak mengurus bisnis rekamannya lagi karena sekarang ada orang yang mengurusnya sementara si B banyak membuka bisnis lainnya yang lebih dahsyat lagi, seperti bisnis perkapalan internasional, memiliki bisnis service mobil paling bergengsi, perusahaan IT dan lain-lain. Si B telah menjadi miliarder! Sebenarnya banyak sekali teman-teman saya yang berhasil membangun bisnisnya tanpa modal. Tapi saya akan menceritakan dua lagi, karena yang penting intinya. Ini kisah sebut saja pak Hery Setelah ikut seminar entrepreneur, ia memutuskan untuk memulai bisnisnya. Seperti kebanyakan orang, biasa masalah modal. Ia gak punya modal! Tapi ia mendapat pencerahan. Ia ingin memiliki bisnis percetakan Ia mendatangi kawannya yang memiliki percetakan, ia minta dibuatin kartu nama atas nama dirinya, disitu ia minta ditulis jabatannya sebagai bisnis owner, dan ia memberi nama usahanya pada kartu namanya. Dan ia mencari order dan nanti akan dicetak di percetakan kawannya ini Ia kemudian mendatangi Koran lokal untuk memasang iklan percetakannya, dan bayar belakang. ngutang. Ia memberikan sentuhan berbeda dalam melayani customernya, dalam iklannya ia menuliskan: Anda hubungi, kami datang melayani anda. Ia juga memberikan nilai tambah yang tidak dimiliki oleh percetakan besar, antara lain, antar jemput naskah dan hasil, harga lebih murah dan lain-lain.
Ternyata memberikan hasil, banyak yang akhirnya mencetak di tempat pak hery ini. Ia memulai bisnisnya tanpa modal, dan sekarang kurang lebih sudah 3 tahun dari mulai bisnis ini, omzetnya cukup besar, karyawannnya ada beberapa orang, ia bisa beli rumah, kendaraan, dan ajaibnya sampai sekarang ia belum punya mesin cetak walaupun kliennya sudah banyak, baik dari kantor pemerintahan, swasta, perbankan dan lain-lain, saya gak tahu kenapa alasan khususnya. Yang jelas ia bisa memulai bisnis percetakannya tanpa modal sama sekali Ini kisah dari kota gudeg/jogjakarta. Suatu hari ada seminar wirausaha. Sang pembicara menyampaikan ide bisnis kepada peserta, katanya: Di jogja ini banyak sekali mahasiswa, dan semuanya perlu makan, kalau rata-rata mereka makan sehari 3 kali, maka kalau jumlah mahasiswanya puluhan ribu. Jumlah rupiah yang akan kita dapat betapa banyaknya. Lalu pembicara itu melanjutkan pembicaraannya.
Jadi kesimpulannya bisnis makanan di sini sangat bagus. Seminar selesai. Kemudian sang pembicara masuk keruangan, dan ada seorang mahasiswa mengikutinya.
Pak, sapa sang mahasiswa. Ya, bisa dibantu?
Tadi bapak katakan peluang bisnis makanan di sini sangat bagus, tapi kalau saya lihatnya lain pak, saya melihat semua orang/mahasiswa perlu mencuci baju. Dan ini saya lihat sebagai peluang yang luar biasa.
Bagus, kalau begitu mulai saja bisnis cuci pakain. Gimana caranya pak?
Sekarang kamu tulis apa saja hal-hal yang baik dan menguntungkan bagi para mahasiswa sehubungan dengan bisnis mencuci pakaiannya. Kalau sudah, kamu buat brosur, tapi kan saya belum punya mesin cucinya pak.
Memangnya buat brosur harus punya mesin cuci? kata sang mentor sambil becanda Buat brosur dulu.
Singkat cerita brosur telah jadi, dan mahasiswa ini menghadap sang mentornya. Ini pak brosur sudah jadi, terus bagaimana? Ya dibagikan, disebar di tempat-tempat yang banyak anak kost dan mahasiswanya.
Tapi saya belum punya mesin cucinya pak. Memangnya bagi brosur kamu perlu bawa-bawa mesin cuci?
Sambil bingung sang mahasiswa menuruti nasehat sang mentor. Tunggu dulu. Kamu sekalian bawa tas besar ini, siapa tahu ada yang langsung mau mencuci.
Pak! Bapak ini gila ya, kan saya belum punya mesin cuci.
Sudah nurut saja, kan belum tentu ada yang nyuci.
Akhirnya ia membagi-bagikan brosur. Dan benar saja, ada beberapa orang yang langsung ingin mencuci, sehingga tas yang ia bawa penuh dengan pakaian kotor.
Ia langsung menghadap sang mentor. Pak, anda harus bertanggung jawab! Lihat cucian ini!, sambil membanting tas berisi pakaian kotor. Orang akan marah dan bisa membunuh saya kalau tidak dicucikan pakaiannya ini, sedangkan bapak tahu saya belum punya mesin cuci.
Bapak yang ngajarin gila, jadi bapak harus bertanggung jawab!. Tenang... .Tenang.. Silahkan minum dulu., kata sang mentor Ini ada telepon, silahkan kamu hubungi orang-orang yang punya mesin cuci, dan kamu ajak kerja sama, kamu cuci ditempat dia. Setelah menelpon beberapa orang akhirnya ia menemukan orang yang bisa diajak kerja sama, akhirnya cuciannya bisa dicuci. Dan ia mendapat untung dari selisih/untung dari pemasukan dikurangi pengeluaran. Dan hari demi hari makin banyak order cucian. Dan sangat banyak! Saat ini loundry ini menjadi salah satu loundry terbesar di kota jojga, dan menginspirasi berdirinya loundry-loundry di kota-kota besar diseluruh Indonesia! Semoga beberapa kisah nyata di atas bisa memberi anda inspirasi dan memperkuat keinginan anda untuk segera memutuskan untuk menajdi seorang pengusaha. INSYAALLOH
Baca Juga Artikel Terkait
Tags: Enterpreneurship, Purdi E Chandra
Tinggalkan Komentar
2 Respones to "Rahasia Sukses Bagian 5 – Purdi E Chandra"
sangat inspiratif, wwah langsung ada ide nih dikepala nih! thanks ya....
9:04 PM
bagus bos blognya,,,,menambah inspirasi dan jadi tau tips dan trik bisnis property....ijin copy ya bos uka....thanks
6:59 AM
Post a Comment