Kisah Sukses Marimutu Sinivasan
Dari Medan ke Panggung Industri Nasional
Kisah Sukses Marimutu Sinivasan bukan cuma tentang kejayaan bisnis, tapi tentang perjalanan panjang, jatuh bangun, dan komitmen membangun negeri lewat industri. Dari awalnya seorang pegawai di perkebunan hingga menjadi pemimpin 30+ perusahaan, cerita beliau layak jadi pelajaran berharga.
Awal Mula: Dari Sarung hingga Pabrik Enjiniring
Lahir di Medan tahun 1937, Sinivasan nggak lama betah kuliah dan lebih memilih langsung kerja. Tapi nggak lama juga di dunia kerja, karena katanya, “Saya nggak cocok jadi pegawai”. Maka dimulailah langkah berani beliau di tahun 1958 dengan usaha tekstil, yang makin berkembang ke produksi batik, penyelupan, hingga poliester dan garmen.
Texmaco Group yang dia bangun punya pabrik seluas ratusan hektare di berbagai kota, dari Semarang, Ungaran, Subang, sampai Karawang. Produknya? Nggak cuma sarung dan batik, tapi juga truk, mesin berat, dan tekstil ekspor kelas dunia. Bahkan merek-merek asing seperti Mark & Spencer dan Tommy Hilfiger pernah jadi klien mereka.
Bangun Industri, Bukan Sekadar Bisnis
Yang bikin Marimutu beda adalah visinya: bukan sekadar cuan, tapi membangun industri enjiniring Indonesia. Di saat banyak orang pesimis dengan otomotif nasional, beliau ngotot bahwa Indonesia bisa mandiri. “Bung Karno bilang kita bukan bangsa tempe, dan saya ingin membuktikannya”, ucapnya.
Pabrik Texmaco mempekerjakan ribuan sarjana lokal yang mampu merancang dan memproduksi mesin-mesin sendiri, dari mesin tekstil sampai komponen truk. Hanya 20% komponennya impor, sisanya made in Indonesia. Ini bukan mimpi, tapi kenyataan yang beliau bangun dari nol.
Dihujat, Dituduh, Tapi Tetap Fokus
Perjalanan Texmaco nggak selalu mulus. Dituduh punya utang triliunan, dibilang pengusaha hitam, bahkan difitnah di media. Tapi Marimutu tetap tenang. Buatnya, semua itu cuma ujian. “Utang bukan dosa”, tegasnya. Yang penting, utang tetap dibayar, dan perusahaan tetap jalan.
Dia juga menepis tuduhan KKN. Bahkan, pinjaman luar negeri sebesar 1,3 miliar dolar AS bisa ia dapat karena penilaian bisnis yang sehat. Bukan karena kedekatan dengan siapa pun.
Warisan Tak Terlihat: Aset Intelektual Bangsa
Kalau orang lain bangga dengan pabrik atau produk, Marimutu justru bangga pada manusia di balik semua itu. Ribuan sarjana Indonesia yang mampu membuat mesin, rancang bangun, bahkan kendaraan sendiri. Inilah yang disebutnya sebagai aset tak kasat mata, intangible assets.
Visi besarnya? Bukan sekadar jadi konglomerat, tapi jadi penggerak kemandirian industri nasional. Di saat banyak orang menyerah, dia tetap berdiri, membuktikan bahwa bangsa ini bisa mandiri secara teknologi dan industri.
Ketika Semangat Jadi Warisan
Kisah sukses Marimutu Sinivasan bukan soal rumah besar, mobil mewah, atau jumlah perusahaan. Tapi tentang semangat membangun negeri dari industri. Tentang keyakinan bahwa anak bangsa bisa menciptakan produk kelas dunia. Dan tentang keteguhan dalam menghadapi badai dengan kepala tegak.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Setiap tantangan bisa jadi peluang. Setiap krisis bisa jadi momen bangkit. Asal punya niat baik, kerja keras, dan konsistensi, seperti yang ditunjukkan Marimutu, maka hasilnya bukan cuma untuk diri sendiri, tapi juga untuk bangsa.
Semoga kisah ini bukan cuma menginspirasi, tapi juga menyulut semangat Anda untuk bangkit dan menciptakan karya nyata di bidang masing-masing.
Yuk, Beri Tanggapan!
Bagaimana menurut Anda tentang perjalanan Marimutu Sinivasan? Apakah kisah ini membuka pandangan baru soal industri lokal? Yuk share pemikiran Anda di kolom komentar, dan bagikan artikel ini ke teman-teman yang butuh inspirasi nyata dari tokoh lokal!
2 Komentar
Saya senang setelah baca kisa kisa pak sinivasan,ya Tuhan lindungilah pak sinivasen agar sehat selalu,jika saya bisa ketemu puji Tuhan saya ingin bersalam dgn bpk sinivasen.amin
BalasHapusSaya Sarkuna Laurench sng setelah baca kisa kisa pak Marimutu Sinivasen yg begitu hebat membawah nama Suku Tamil di Negeri ini jadi yang terbaik,ya Tuhan lindungilah pak sinivasen agar sehat selalu,jika saya bisa ketemu puji Tuhan saya mau bersalam dgn pak sinivasen.Tuhan Memberkati.
BalasHapus